Oleh : dr. Jondri Akmal, MARS
Para dokter yang terkumpul dalam organisasi Ikatan Dokter Indonesia, wilayah Riau melakukan penyembelihan hewan kurban, Senin kemaren. Kegiatan itu dipusatkan di salah satu area di Kampus Fk Unri. Beberapa ekor sapi dan kambing direbahkan disana.
Dan bahkan salah seorang pengurus IDI yang hadir disana mengucapkan terima kasih kepada anggota IDI yang sudah berkurban dan juga terima kasih disampaikan kepada Ibu Dekan yang sudah memberikan izin salah satu area di kampusnya dijadikan tempat kegiatan kurban. Beliau mengucapkan terima kasih itu atas nama Ketua IDI Wilayah Riau
“Kami atas nama Ketua IDI Wilayah Riau mengucapkan terimakasih kepada sejawat yang telah berkenan berkurban bersama IDI Wilayah Riau. Terima kasih juga disampaikan kepada tim Kurban IDI Wilayah Riau yang telah melaksanakan kegiatan tahunan kita. Dan spesial terimakasih yang sebesar sebesar nya kepada Ibu Dekan FK Unri yang berkenan berkolaborasi dengan memberikan tempat di halaman FK Unri. Kami mendoakan semoga amal ibadah kita semua di terima Allah SWT aamiin.”
Bukan itu saja, para dokter satu perhimpunan, misalnya dokter spesialis Paru, Bedah, Penyakit Dalam dan lainnya juga melakukan kurban. Hewan kurban itu ada yang di kirimkan ke Mentawai ada juga kurban yang disembelih di Riau saja.
Kurban
Makna dari kurban adalah penyembelihan seekor atau beberapa ekor hewan dengan tujuan beribadah kepada Allah yang dilakukan pada Idul Adha dan tiga Hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah.
Salah satu dasar hukum pelaksanaan kurban yang kita kutip pada tulisan ini adalah adanya hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah. Aisyah menuturkan dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” (Hadits Hasan, Riwayat Tirmizi dan Ibnu Majjah)
Sebetulnya Ibadah kurban yang dilaksanakan pada hari raya Idul Adha sampai hari tasyrik, tiada lain dan tidak bukan hanya bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Di samping itu, makna kurban juga berarti menghilangkan sikap egoisme, nafsu serakah, dan sifat individual dalam diri seorang muslim.
Nilai Pengorbanan
Nah! Dengan berkurban, diharapkan seseorang akan memaknai hidupnya untuk mencapai ridha Allah semata. Ia “korbankan” segalanya (jiwa, harta, dan keluarga) hanya untuk-Nya. Oleh karena itu, pada hakikatnya, yang diterima Allah dari ibadah kurban itu bukanlah daging atau darah hewan yang dikurbankan, melainkan ketakwaan dan ketulusan dari orang yang berkurban,
Nilai nilai yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah kurban tersebut benar benar melekat di hati nurani para dokter (muslim), Misalnya nilai pengorbanan. Berkorban dalam pekerjaan, berkorban harta dan bahkan jiwa. Kita ingat dulu, 3 tahun yang lalu. Semasa COVID19 melanda dunia, Indonesia dan Riau. Banyak dokter yang berjuang dan bahkan menjadi korban dalam melawan pandemik COVID19. Di Indonesia ada 2000-an dokter yang meninggal dan di Riau ada 100-an lebih saat merawat dan melindungi pasien dari COVID19. Begitu juga saat ini ada beberapa dokter Indonesia yang ikut berjuang sebagai medis di Palestina dan menjadi korban pula disana. Dan akan banyak relawan dokter yang akan berangkat lagi kesana setelah Dewan keamanan PPB akan bekerja disana.
Kalau bukan nilai-nilai ibadah kurban itu yang menyelimuti hati para dokter lalu nilai apa lagi? Pengorbanan adalah salah satu nilai yang ada dalam ibadah kurban.
Siak, 19 Juni 2024.



