In Memoriam “Ayah” dr.Inzta Arbi, SpB., FINACS

Hari Senin, tanggal 13 Mei 2023 pukul 06.51 Wib ada chatingan masuk ke laman WA ku. Chatingan itu berasal dari seorang senior ku yang menjadi panutan selama ini dialumni FK Unand Cabang Riau, di Organisasi Profesi IDI, dan juga di Klub Menulis Allisku.

Uda Inzta: Assalamualaikum ww, Jon. Uda kini di Padang sajak hari Sabtu tgl 11 Mei, dalam rangka persiapan operasi “hati”. Kalau alah pasti harinyo akan uda kabakan baliak di WAG. Ado yang uda minta tolong ka Jon ciek. Uda punyo naskah yang sabananyo labiah satahun yang lalu dibueknyo. (sebelum novel dr. Phytok dalam Pembunuh Misterius naik cetak). Tapi karena banyak revisi-revisi yang harus dilakukan, makanya kini baru bisa.

Nah sabalun barangkek ka Padang uda minta anak uda (Acieta) untuak memproses pencetakannyo. Dan uda minta pulo agar naskahnyo dikirim ka Jon untuak dapek endorsement dari Jon yang akan di masukan ke novel itu dan postingkan juga di WAG Allisku dan lain-lainnya.

Baitu Jon, tarimo kasih labiah dahulu.

Jondri Akmal : Inshallah Uda .. Semoga operasinya sukses dan cepat sembuh Yo Uda…

Insta Arbi: Aamiin yra. Tarimo kasih Jon

Lalu beberapa hari kemudian, tanggal 21 Mei 2024, jam 07.17 Wib beliau kembali men-chating dan memberikan kabar gembira bahwa naskah novel beliau sudah disetujui oleh penerbitnya untuk dapat diterbitkan.

Insta Arbi: Alhamdulillah……Jon. Uda Dapek kaba dari Acieta bahwa Onepeach (penerbit) sudah bersedia menerbitkan buku novel Dr Pythok Dalam Tragedi Jembatan Panjang

Jondri Akmal : Alhamdulillah…Uda. Beko ambo kirimkan endorse nya Uda….

Tak berapa lama endorse untuk calon buku novel yang ketiga Uda Inzta itu sudah saya tulis dan akan segera saya kirimkan. Saya juga akan mengusulkan kepada beliau nanti bila novel itu sudah terbit akan di lounching lagi bersama klub Allisku seperti buku novel beliau yang pertama dan kedua. Tetapi rencana itu tak jadi kesampaian. Kenapa ? Karena barusan kami dapat informasi bahwa beliau telah mendahului kita semua.

Berita duka itu di tulis oleh sahabat dekat dan keluarga beliau. Dan menyebar cepat di WAG alumni dan IDI.
Innalillahi wa’inna illaihi rojiun. Telah berpulang kerahmatullah. Ayah, Abangda, Uda kita, Dr.Inzta Arbi, SpB., FINACS bin Sutan Zainul Arifin Arbi pada hari Senin, 3 Juni 2024 jam 23.42 WIB. Di RSUP M Djamil Padang.

Kami sekeluarga ikut berdukacita atas wafatnya abang kami itu. Semoga beliau ditempatkan pada tempat yang istimewa disisi Allah, diampuni segala dosa dan diterima semua amal ibadahnya. Serta keluarga yang ditinggal tabah menerima cobaan ini. Aamiin.

Membaca dan mendengar kabar duka itu kami sangat sedih. Kami merasa kehilangan tokoh panutan. Beliau orang yang sangat baik, low profil, dan kalau bicara sangat bijaksana dan sangat menyejukan. Beliau selalu memberikan solusi dan jalan tengah. Saya banyak sekali belajar dengan beliau.

Terus terang, saya pertama kali berinteraksi dengan beliau di meja operasi. Saya sebagai pasien dan beliau operatornya. Jadi bukan di organisasi atau di tempat lain. Kala itu tahun 2003, saya baru tiga tahun menginjakan kaki di bumi lancang kuning ini. Pasca PTT saya kena apedik. Saya dikirim dari salah satu klinik di kota Duri ke RSUD AA. Dan di RSUD AA beliaulah yang menangani saya. Setelah beberapa hari pasca dirawat post op apendiktomi, sayapun sudah bisa aktifitas lagi dan yang membuat saya sumringah, di bill tagihan, jasa dokter bedahnya beliau nol kan. Alias gratis buat saya. Kala itu saya amat sumringah dan salut dengan senior saya itu.

Lalu beberapa tahun kamipun aktif di orgasisasi profesi, nah kamipun kembali berinteraksi dengan beliau. Almarhum yang merupakan alumni FK Unand angkatan 1968 dan lulusan spesilis bedah UI tahun 1987 itu adalah pentolan/ sepuh di IDI wilayah dan IDI kota, di sini kamipun sering bertemu dan diskusi dengan “Ayah”, panggilan yang sering diucapkan oleh para yuniornya. Dalam organisasi profesi beliau itu sangat bijaksana. Mampu mencarikan solusi yang sangat baik. Sering menggunakan metode win-win solusi. Dan yang lebih salutnya saya dengan beliau adalah, dalam rapat beliau tak banyak bicara, beliau tidak pernah krasak-krusuk, beliau bicara kalau di minta untuk bicara. Dan pas bicara semua mendengarkan dan sangat bernas.

Di tempat lain kami juga ada berinteraksi, seperti sama-sama main tenis di lapangan tenis RSUD AA. Klub tenis di Riau ini sering bermain bersama Uda Sukri Delam, Uda Khairul, Uda Afdal, Uda Yun dan lainnya. Tetapi beberapa tahun belakangan karena alasan kesehatan beliau hanya datang sebagai pemain yang memberi semangat saja lagi.

Dan interaksi kami lebih intens ada di klub menulis Allisku. Klub menulis ini kebetulan saya yang pimpin dan beliau adalah salah satu anggota yang cukup produkif. Beliau sering mengirim tulisan di WAG dan selama berada di klub ini beliau sudah menerbitkan dua novel. Nah novel yang beliau terbitkan itu sangat luar biasa dan bagus sekali. Dua novel itu berjudul, Tujuh belas Warna Phytok dan dr. Phytok dalam Pembunuh Misterius. Dua novel itu sudah kami lounching dan bedah buku beberapa tahun yang lalu. Hasilnya sangat luar biasa. Banyak peminat buku ini, buktinya kata beliau dua kali di terbitkan.

Dan pertengahan bulan mei lalu, “Ayah” yang lahir tahun 1949 itu memberitahu saya bahwa beliau akan menerbitkan lagi novel ketiga, judulnya Dr Pythok Dalam Tragedi Jembatan Panjang. Novel itu sudah masuk ke penerbit. Tetapi buku itu belum jadi beliau sudah pergi untuk selamanya.
Saya berkata dalam hati, saya akan membantu nanti, anandanya almarhum (Acieta) untuk mewujudkan niat beliau, bahwa novel tersebut benar-benar terbit dan dapat dibaca oleh para peminatnya. Inshallah Uda.

“Ayah”, dr. Inzta Arbi, SpB., FINACS yang telah berumur 75 tahun itu kini telah berangkat menghadap Illahi. Selamat jalan Uda. Semoga dilapangkan di alam kuburnya. Dan kami berdoa semoga liang kuburnya dijadikan salah satu pintu menuju surgaNya. Kemudian kami juga berdoa agar keluarga yang ditinggal diberi kesabaran.

Selamat jalan “Ayah” Inzta.

Oleh : Jondri Akmal, MARS (Pekanbaru, 4 Juni 2024)